Langsung ke konten utama

Penggunaan Huruf Kapital

 

PENGGUNAAN HURUF KAPITAL

            Sebagaimana telah kita ketahui, kita tidak bisa sembarangan menuliskan suatu kata dalam bahasa Indonesia, terlebih lagi jika dalam keadaan yang formal, karena semua itu sudah ada aturannya. Tak terkecuali mengenai huruf kapital. Di sini bakalan kita bahas tentang penggunaan huruf kapital tersebut, ketika apa aja sih itu harus digunakan.

1.      Huruf pertama awal kalimat

·           Apa maksudnya?

·           Dia membaca buku.

·           Kita harus bekerja keras.

 

2.      Huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan

·           Muhammad Jubair

·           Alexander

·           Nur Azizah

 

3.      Awal kalimat dalam petikan langsung

·           Dia bertanya, “Kapan kita pulang?”

·           Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”

·           Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.

 

4.      Huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan tuhan, termasuk sebutan kata ganti untuk tuhan

·           Islam

·           Alquran

·           Allah

·           Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya

 

5.      Huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang

·           Sultan Hasanuddin

·           Mahaputra Yamin

·           Imam Hambali

·           Doktor Mohammad Hatta

·           Agung Permana, Sarjana Hukum

 

6.      Huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan

·           Selamat datang, Yang Mulia.

·           Selamat berbahagia, Sultan.

·           Terima kasih, Kiai.

·           Selamat pagi, Dokter.

·           Silakan duduk, Prof.

·           Mohon izin, Jendral.

 

7.      Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat

·           Wakil Presiden Adam Malik

·           Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)

·           Sekretaris Jendral Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

·           Gubernur Papua Barat

 

8.      Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa

·         bangsa Indonesia

·         suku Dayak

·         bahasa Banjar

 

9.      Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya

·           tahun Hijriyah

·           bulan Agustus

·           hari Jumat

·           hari Lebaran

 

10.  Huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah

·           Konferensi Asia Afrika

·           Perang Dunia II

 

11.  Huruf pertama nama geografi

·           Martapura

·           Jalan Veteran

·           Komplek Lutfia Tunggal

 

12.  Huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk

·           Republik Indonesia

·           Majelis Permusyawaratan Rakyat

·           Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia

·           Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahsa Inggris

·           Peratuaran Presiden Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato

13.  Huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas yang tidak terletak pada posisi awal.

·           Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

·           Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.

 

14.  Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan

·           S.H.          (sarjana hukum)

·           R.A.         (raden ayu)

·           Sdr.          (saudara)

 

15.  Huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan

·           “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.

·           Densi bertanya, “Itu apa, Bu?”

·           Surat Saudara telah kami terima dengan baik.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Amar dan Nahi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memahami redaksi Al-Qur’an dan Al-Hadits bagaikan  menyelam ke dalam samudra yang dalam lagi luas, dibutuhkan kunci, metode dan keilmuan khusus untuk sampai ke sana sehingga kita bisa mengetahui maksud dan tujuan nash al-Qur’an dan Al-Hadits baik dari sudut teks maupun dari aspek makna. Di antara beberapa pembahasan yang berkaitan dengan hal tersebut, ada dua point penting yang keduanya harus diketahui secara mendalam oleh seorang calon Mujtahid. Objek utama yang akan dibahas dalam ushul fiqh adalah al-Qur’an dan sunnah Rasul sedang untuk memahami teks-teks dan sumber yang berbahasa Arab tersebut para ulama  telah menyusun semacam tematik yang akan digunakan dalam praktik penalaran fikih. Bahasa Arab menyampaikan suatu pesan dengan berbagai cara dan dalam berbagai tingkat kejelasan. Untuk itu para ahlinya telah membuat beberapa kategori lafal atau redaksi, di antara yang sangat penting dan akan dikemukakan disini. Antara lain tentang Am a r

Prasangka dan Diskriminasi, Pertentangan dan Integrasi Sosial

A.   Prasangka dan Diskriminasi 1.     Pengertian Prasangka Prasangka atau prejudice berasal dari kata latin prejudicium ,yang pengertiannya sekarang mengalami perkembangan sebagai berikut:  ·   Semula diartikan sebagai suatu preseden, artinya keputusan diambil atas dasar pengalaman yang lalu. ·   Dalam bahasa inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yang cermat, tergesa-gesa atau tidak matang.  ·   Untuk mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur emosional(suka-tidak suka)dalam keputusan yang telah diambil tersebut. Prasangka merupakan dasar pribadi seseorang yang setiap orang memilikinya, sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudah nampak. Prasangka selalu ada pada mereka yang berfikirnya sederhana dan masyarakat yang tergolong cendekiawan, sarjana, dan pemimpin atau negarawan. Prasangka menunjukkan pada aspek sikap. Prasangka itu suatu sikap, yaitu sikap sosial. Menurut Morgan (1966), sikap adalah kecenderungan untuk

Pendekatan Pendidikan Aqidah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pendidikan aqidah sangat penting bagi kita apalagi kita sebagai pemeluk agama Islam harus mengerti tentang aqidah  Untuk itu kita perlu mempelajarinya sehingga kita mengerti dan bisa menjalankannya dalam kehidupan kita sehari-hari dan setelah kita memahaminya kita bisa memberitahukannya kepada orang lain yang belum tahu. Dan sebelum kita memberitahukan tentang aqidah kepada orang lain akan lebih baik jika kita mengetahui benuk-bentuk pendekatan pendidikan aqidah. Adapun bentuk-bentuk pendekatan pendidikan aqidah tersebut akan kami bahas dalam makalah ini. 1 . 2 .  Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pendidikan aqidah? 2. Apa saja bentuk-bentuk pendekatan pendidikan aqidah? 3. Jelaskan bentuk-bentuk pendekatan pendidikan aqidah? 1 .3 Tujuan 1. Memahami maksud dari pendekatan pendidikan aqidah. 2.Mengetahui bentuk-bentuk pendekatan pendidikan aqidah. 3. Memahami bentuk-bentuk pendekatan pendidikan aqi