BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tidak banyak orang yang sangat mengetahui, kecuali para
sejarawan bahwa Eropa umumnya dan Italia khususnya menjadi modern seperti
dewasa ini, sebenarnya telah dimulai sejak zaman Renaissance. Jika zaman Renaissance dimulai
sekitar abad ke-14 maka untuk menghasilkan Eropa modern seperti dewasa ini
diperlukan kurang lebih lima abad. Modernisasi bagaimana pun memerlukan waktu, bisa panjang bisa
pendek tergantung dari berbagai faktor.
Dan kini
bangsa Indonesia sedang memodernisasi diri dengan harapan dapat menjadi bangsa dan negara yang modern dalam waktu
yang relatif singkat dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Mungkinkah
itu? Tergantung pada bangsa Indonesia sendiri, bagaimana menyiasatinya dalam
dunia, yang semakin kompleks ini.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Jelaskan tentang latar belakang filsafat modern !
2. Jelaskan tentang masa
Renaissance !
3. Jelaskan tentang masa Aufklarung
!
4. Bagaimana karakteristik filsafat
masa Renaissance dan Aufklarung ?
1.3. Tujuan
1.
Menjelaskan tentang latar belakang filsafat modern.
2.
Menjelaskan masa Renaissance.
3. Menjelaskan masa Aufklarung.
4.
Mengidentifikasi karakteristik filsafat masa Renaissance dan masa Aufklarung.
BAB
II
ISI
ISI
2.1.
Latar belakang Filsafat modern
Kurun waktu abad ke-15 dan abad ke-16 mempunyai arti khusus dalam perkembangan
manusia Fropa. Melebihi masa-masa sebelumnya. keinsyafan mengenai kehidupan
pada jaman Renaissance mengarahkan
perhatian secara lebih kuat pada kepribadian manusia. Pendapat jaman pertengahan mengenai adanya hubungan yang
sederajat antara perorangan dengan
masyarakat, yang mau tidak mau terikat secara timbal-balik, dikalahkan oleh pendapat tentang manusia,
yang memandang masyarakat sekedar
sebagaialat untuk memperkembangkan dirinya sendiri. Perkembangan ini berhubungan dengan rasa percaya pada diri sendiri
yang kuat, yang menjiwai manusia pada jaman Renaissance.
Rasa kebebasan serta rasa percaya pada diri
sendiri, kedua-duanya menimbulkan pendalaman yang hakiki dalam beberapa
hal, tetapi juga mengakibatkan
ketegangan-ketegangan yang tak terkendali, yang semakin lama semakin besar.
Sementara
itu, ilmu alam telah menemukan metodenya sendiri. dan secara berangsur-angsur melepaskan
diri dari filsafat. Akan tetapi, karena usaha melepaskan diri ini filsafat
justru mengalami pukulan-balik, yang
menimbulkan perenungan secara lebih mendalam mengenai hakekatnya sendiri. Filsafat melepaskan ikatannya dengan teologi.
Secara demikian berhadapan dengan teologi, filsafat juga merenungkan lebih lanjut sifatnya sendiri. Suatu telaah
yang diperbaruhi mengenai filsafat jaman kuno memberikan sumbangannya bagi perenungan
tersebut. Meskipun terdapat semua faktor tadi, namun abad‑abad Renaissance tidak secara langsung dapat
dipetik manfaatnya bagi perkembangan filsafat. Baru pada abad ke-17 suatu perasaan kuat mengenai kehidupan yang
terdapat pada kurun waktu ini memperoleh pengungkapannya yang memadai di biding
filsafat.
Para filsuf zaman modern menegaskan
bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga
dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Namun tentang aspek mana
yang berperan ada beda pendapat. [1]
2.2. Masa
Renaissance
Kata Renaissance berarti :
kelahiran kembali. Secara historis Renaissance adalah suatu gerakan yang
meliputi suatu zaman di mana orang merasa dirinya sebagai telah dilahirkan
kembali dalam keadaban. Di dalam kelahiran kembali itu orang kembali kepada
sumber-sumber yang murni bagi pengetahuan dan keindahan. Dengan demikian orang
memiliki norma norma yang senantiasa berlaku bagi hikmat dan kesenian manusia.
Bilamana perpindahan dari keadaban abad pertengahan ke keadaban Renaissance itu
terjadi, tidak dapat dipastikan. [2]
Istilah Renaissance (bahasa Prancis) berasal dari kata rinascita (bahasa
Italia) yang artinya kelahiran kembali,
merupakan istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Giorgio Vasari pada abad
ke-16 untuk menggambarkan semangat
kesenian Italia mulai abad ke-14 hingga ke-16 yang bernapaskan semangat kesenian Yunani dan Romawi kuno.[3]
Ciri
utama filsafat pada masa Renaissance adalah rasionalisme, menetapkan bahwa kebenaran berpusat dari akal,
tetapi setiap bergantung pada subjek yang menggunakannya. Oleh karena
itu, seorang filosof rasionalis menekankan
bahwa berpikir sebagai wujud kebera diri,
jika seseorang berpikir berarti itu ada.
Ahli Renaissance,
Jacob Burckhardt memberi dua ciri pada Renaissance,
yaitu:
1.
"Penemuan dunia", di mana
dunia ditangkap sebagai realitas yang berbeda
dari manusia. Dunia dimengerti sebagai realitas yang harus dipelajari
oleh manusia. Sikap ini mendorong muncuinya
berbagai penemuan baru terutama dalam bidang ilmu-ilmu alam. Tokohnya antara lain Copernicus,
Kepler, Galileo Galilei.
2.
"Penemuan manusia", yaitu
munculnya kesadaran bahwa manusia adalah "subjek" yang berhadapan
dengan "objek". sebagai subjek manusia memiliki kebebasan untuk
menentukan dirinya sendiri. Tokohnya adalah Giovanni Pico delta Mirandola
(1463-1494) yang menerbitkan buku berjudul On the Dignity of man. Buku
ini dikenal sebagai "manifesto Humanisme Renaissance" sebab sangat menekankan segi
antroposentrisme, yaitu manusia sebagai individu, sebagai pusat dari segalanya.
2.2.1. Renaissance Italia
Dalam
pembahasan singkat tentang Renaissance
dan modernisasi maka pertama-tama
ingin dijawab pertanyaan mengapa Renaissance
bermula di Italia dan mengapa Florentia begitu penting
peranannya. Dari pembahasan tersebut akan dilanjutkan sedikit banyak tentang
ciri-ciri khasnya, para tokoh dan dampaknya bagi masa berikutnya.
Perkembangan
penting yang kita sebut Renaissance
sebenarnya dimulai di
Italia pada awal abad ke 14, ketika Dante dengan Divina Comedia-nya, atau Gionto dengan lukisan-lukisannya meninggalkan ciri-ciri dan
tradisi seni sastra dan seni lukis masa itu.
Pada Abad
Pertengahan segala bentuk kehidupan ini kelihatan tenang, damai dan sakral, tetapi di dalamnya bergejolak rasa tidak puas, hidup tertekan karena beban berat yang ditimpakan oleh
gereja dan pejabat feodal baik secara moral maupun fisik. Ketenangan dan
stabilitas yang terwujud karena rasa takut,
ketaatan buta terhadap gereja yang mengusai segala aspek kehidupan manusia zaman itu. Segalanya
tergantung dan ditentukan oleh gereja. Pelopor
untuk kembali ke suasana semangat Yunani-Romawi klasik ini justru orang-orang yang biasanya menentang perubahan, yaitu para
ahli hukum, kemudian para sastrawan dan seniman.
Italia
pada masa Renaissance terpecah belah
secara politis menjadi beberapa kerajaan, kecil yang mandiri. Dapat dikatakan
semua ini mirip dengan kota pada zaman
Yunani kuno. Raja-raja begitu berkuasa dan memanfaatkan ajaran agama
sebagai dasar legitimasinya.
Pada zaman Renaissance
semangat Abad Pertengahan itu mulai memudar diganti
semangat borjuis, yaitu semangat mencari
kekayaan duniawi dan menikmatinya. Dalam bidang kesenian terjadi perubahan yang amat mendasar. Para
seniman Italia bergerak dari seni Abad Pertengahan
yang tidak realistis serta penuh lambang, bergeser ke suatu seni yang
mengungkapkan dunia nyata secara akurat dan
naturalis. Gerakan ini dimulai di Firenze dan terus berkembang di kota tersebut. Angkatan pertama dimulai pada awal abad ke-14 dipelopori oleh Giotto. Angkatan kedua dimulai pada awal
abad ke-15 yang dipelopori oleh pelukis Masaccio dan pematung Donatello. Dan
angkatan ketiga yang menguasai akhir abad ke-15 dan ke-16 dipelopori
seniman besar serba bisa Leonardo da Vinci dan Raffaello serta mencapai
puncaknya pada diri Michelangelo. Sejalan dengan perkembangan dalam bidang seni maka
aliran Humanisme juga berkembang
dan mampu memberikan wawasan makin luas
kepada para seniman tentang diri manusia.
2.2.2. Firenze dan Keluarga Medici
Berbicara zaman Renaissance
di Italia tidak bisa tidak harus berbicara tentang kota Firenze atau Florentia atau Florenze.
Kota Firenze di zaman Renaissance orang tidak dapat melepaskan diri dari keluarga Medici atau sebaliknya. Keduanya laksana
satu masa uang dengan dua muka yang berbeda peranannya dalam modernisasi
Italia. Oleh sebab itu, membicarakan salah satu harus melibatkan yang lain.
Firenze sebagai kota dagang dan industri terkenal
karena menjadi pusat keuangan
Italia di masa itu. Sebab dari kota ini para bankir yang jumlahnya cukup banyak tidak Baja mengendalikan Italia tetapi bahkan Eropa. secara umum Florentia
diperintah secara demokratis dan memerhatikan kepentingan rakyat pada umumnya. Firenze
telah menjadi awal pembaruan berbagai bidang kehidupan rnanusia mulai bidang sumber daya manusia, keuangan, perdagangan, serial, dan budaya.
Menelusuri asal-usul keluarga de
Medici ternyata tidaklah mudah, kendati cukup terkenal di zamannya, sebab
keluarga ini memang tidak mempunyai darah
biru. Sebaliknya ada dugaan kuat keluarga Medici berasal dari keluarga
petani kecil, meskipun menurut cerita mereka mempunyai
keahlian dalam ilmu pengobatan. Keluarga ini mulai mempunyai nama
terhormat dalam masyarakat pada paruh kedua abad ke-14 ketika Averardo de
Medici, yang dikenal dengan nama Bicci
berhasil dalam usaha wiraswasta ulat sutera, kain lenen, akhirnya menjadi
bankir.
Usaha Bicci semakin berkembang
ketika anaknya yang bernama Giovanni di Bicci mengembangkan usaha-usaha banknya
tidak raja di Italia (Firenze, Roma, Venesia,
Milan, dan Pisa), tetapi juga mulai meluas sampai ke Jeneva, Lyons,
Avignon, Brugge, dan London. Dan sejak tampilnya Giovanni ini, keluarga Medici
namanya terus bersinar cerah dan terlibat dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat
termasuk dalam bidang politik ketika dirinya terpilih sebagai hakim agung di Firenze pada tahun 1421. Dan mulailah keluarga Medici memadukan antara
keterampilan bidang ekonomi dengan bidang politik, sebab sambil menjadi
penguasa politik sekaligus menjadi raja dalam sektor ekonomi. Maka tidak
mengherankan di zaman Renaissance ini
antara politik dan ekonomi sulit dipisahkan.
Giovanni mempunyai dua orang anak
yaitu Casimo (1389-1464) dan Lorenzo (1394-1440). Dari dua anak ini maka Casimo
adalah keturunan keluarga Medici yang paling cemerlang, sebab dialah yang
membawa keluarga besar Medici mencapai puncak kejayaannya baik dalam bidang politik, ekonomi bahkan agama. Keturunan
selanjutnya tinggal melanjutkan kisah
sukses pendahulunya. Bahkan Casimo-lah tokoh utama yang membawa keluarga menjadi pelopor dan pelindung
bidang budaya, kesenian, dan ilmu pengetahuan.
Dengan segala
usahanya itu keluarga Medici sungguh menjadi keluarga yang amat disegani dan dihormati oleh kawan maupun lawan-lawannya. Jadi,
tidak mengherankan ketika Casimo meninggal tahun 1464 rakyat Firenze merasa
kehilangan seorang tokoh besar. Firenze berduka karena kehilangan seorang yang penuh bakat, dermawan, humanis, dan kaya raga. Sepeninggal
Casimo, keluarga Medici memang masih cemerlang sebab cucunya yang bernama Lorenzo (1449-1492) tampil sebagai diplomat ulung,
seniman, dan akhirnya menjadi penguasa Firenze yang masyhur.
2.2.3. Tokoh-tokoh Renaissance
1.
Dante Alighieri (1265-1321)
2. Lorenzo Valla (1405-1457)
3.
Niccolo Machiavelli (1469-1527)
4.
Boccacio (1313-1375)
5.
Francesco Petrarca (1304-1374)
6.
Desiderius Erasmus (1466-1536)
2.3. Aufklarung (Masa Pencerahan/Fajar
Abadi)
Pada abad ke-18 dimulailah suatu zaman baru, yang memang telah ada pada Renaissance
serta yang mewujudkan buah pahit dari rasionalisme dan empirisme. Abad ke-18 masa itu terkenal dengan
sebutan zaman Pencerahan (Aufklarung). Jadi, Renaissance
sebenarnya merupakan masa transisi untuk menuju ke zaman pencerahan (Aufklarung)
abad ke-18.
Dalam kurun
waktu “pencerahan’ pada ummnya yang berkuasa ialah semangat yang menaruh
kepercayaan optimistik pada kekuatan akal pemikiran eropa. Mulailah semakin
lama semakin banyak kaum borjuis yang sadar mengambil tempat dalam kehidupan
ilmiah. Di samping itu khususnya perkembangan yang cepat dalam bidang
matematika serta fisikalah yang mengilhami optimisme ini. Terutama peletakan
dasar-dasar fisika klasik oleh Isaac Newton (1642-1727) memberi kesan yang
hebat. Oleh peristiwa itu fisika mendapatkan dasar-dasarnya yang tetap dan
membayangkan suatu perkembangan tak terbatas. Orang mengira bahwa apa yang
berlaku pada fisika dapat dijangka pula bagi ilmu pengetahuan yang lain. Dengan
terjadinya semua itu lambat-laun orang semaki menaruh harapan pada pengusahaan
ilmu pengetahuan positif dibanding pada pengusahaan filsafat. Oleh sebab itu
abad ke-18 merupakan abaf yang didalamnya filsafat mengalami perkembangan yang
sedikit. Hal-hal penting yang dapat dicatat terletak pada bidang kritik maupun
pada bidang-bidang yayng terletak di perbatasan antara filsafat dengan ilmu
pengetahuan positif.[4]
Pencerahan
berasal dari Inggris. Hal ini disebabkan karena menjelang akhir abad ke-17 di Inggris berkembanglah suatu
tata negara yang liberal.
Oleh karena itu, lambat-laun pencerahan tumbuh menjadi
keyakinan umum di antara para ahli pikir. Gerakan
ini dibawa dari Inggris ke Perancis, kemudian dari sana tersebar ke seluruh
eropa. Di Perancis gerakan ini secara
sadar dan terus beriringan dengan
keadaan kemasyarakatan, kenegaraan dan kegerejaan pada waktu itu. Akhirnya,
Jerman mengikuti jejak Perancis. Akan tetapi, gerakan pencerahan
berjalan dengan lebih tenang dan serasi, kurang menampakkan pertentangan antara
Gereja dan masyarakat.
2.3.1. Pencerahan di Inggris
Salah satu gejala Pencerahan di Inggris ialah yang disebut
Deisme,
suatu aliran dalam filsafat Inggris pada abad ke-18, yang menggabungkan
diri dengan gagasan Eduard Herbert dari Cherburry
(1581-1648), yang dapat disebut pemberi alas ajaran
agama alamiah. Deisme adalah suatu aliran yang mengakui adanya yang
menciptakan alam semesta ini. Akan
tetapi, setelah dunia diciptakan, Allah menyerahkan dunia kepada nasibnya sendiri.
Menurut Herbert, akal mempunyai otonomi mutlak di bidang
agama. lumit agama Kristen ditaklukkan
kepada akal. Atas dasar pendapat ini, ia menentang segala kepercayaan yang berdasarkan wahyu.
Terhadap segala skeptisme di bidang agama ia bermaksud sekuat mungkin meneguhkan kabenaran-kebenaran
dasar alamiah dari agama.
2.2.2. Pencerahan
di Perancis
Pada abad ke-18 filsafat di Perancis menimba gagasannya
dari Inggris. Para pelopor filsafat di Perancis sendiri (Descartes, d1l) telah
dilupakan dan tidak dihargai lagi. Sekarang, yang
menjadi guru mereka adalah Locke dan Newton.
Dua tokoh
yang akan dibicarakan di sini, yaitu pertama-tama Voltaire (1694-1778),
yang adalah nama samaran dari Francois
Marie Arouet. Pada tahun 1726 ia mengungsi ke Inggris. Ia
berkenalan dengan teori-teori Locke
dan Newton. Apa yang telah diterimanya dari kedu tokoh ini ialah: a) sampai di mana jangkauan akal manusia, dan b) di mana
letak batas-batas akal manusia. Orang kedua yang akan dibicarakan adalah Jean Jacques Rousseau (1712-1778), yang telah memberikan penutupan yang
sistematis bagi cita-cita pencerahan
di Perancis. Sebenarnya ia menentang Pencerahan, yang menurut dia, menyebarkan
kesenian dan ilmu pengetahuan yang umum, tanpa disertai penilaian yang
baik, dengan terlalu percaya kepada pembaharuan umat manusia melalui
pengetahuan dan keadaban.
2.2.3. Pencerahan di Jerman
Pada umumnya pencerahan di Jerman tidak
begitu bermusuhan sikapnya
terhadap agama Kristen seperti yang terjadi di Perancis. Memang orang juga berusaha mcnyerang dasar-dasar iman kepercayaan
yang berdasarkan wahyu, serta menggantinya dengan agama yang berdasarkan
perasaan yang bersifat panteistis, akan tetapi semuanya itu berjalan tanpa
"perang" terbuka.
Para perintisnya di antaranya adalah Samuel Pufendorff (1632-1694), Christian Thomasius (1655-1728).
Akan tetapi, pemimpin yang sebenarnya di bidang filsafat adalah Christian Wolff (1679-1754). Ia mengusakan agar filsafat menjadi suatu ilmu
pengetahuan yang pasti dan berguna,
dengan mengusahakan adanya pengertian-pengertian yang jelas dan bukti-bukti
yang kuat. Penting sekali baginya adalah susuanan sitem filsafat
yang bersifat didaktis, gagasan-gagasan yang jelas dan penguraian yang
tegas. Dialah yang menciptakan istilah-istilah filsafat dalam bahasa Jerman dan menjadikan bahasa itu menjadi serasi bagi
pemikiran ilmiah. Pekerjaannya itu membuat filsafat menarik perhatian
umum.
Orang yang seolah-olah dengan tiba-tiba menyempurnakan Pencerahan
adalah Immanuel Kant (1724-1804). Munculnya Kant menyebabkan dimulainya zaman baru,
sebab filsafatnya mengantarkan pada suatu gagasan baru yang memberi arah kepada segala pemikiran filsafat di zaman yang lebih kemudian. Kant memang merasa
bahwa ia meneruskan Pencerahan.
Menurut Immanuel Kant zaman Pencerahan adalah zaman
manusia keluar dari keadaan tidak
akil balik, yang disebabkan karma kesalahan manusia sendiri. Kesalahan itu terletak di sini, bahwa
manusia tidak mau memanfaatkan akalnya. Sekarang semboyan orang adalah:
“Beranilah berpikir!”. Voltaire menyebut
zaman Pencerahan adalah "zaman akal". Sekarang orang
merasa bahwa zaman pewalian pemikiran manusia telah tiada lagi. Umat manusia telah merasa bebas,
merdeka dan tidak memerlukan lagi
tiap kuasa yang datang dari luar dirinya, di bidang apa pun. Sekarang, orang dapat tanpa gangguan hidup demi
kemajuan keadabannya tanpa batas.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1. Simpulan
Kurun
waktu abad ke-15 dan abad ke-16
mempunyai arti khusus dalam perkembangan manusia Fropa. Melebihi masa-masa
sebelumnya. keinsyafan mengenai kehidupan pada jaman Renaissance mengarahkan perhatian secara lebih kuat pada
kepribadian manusia. Para filsuf zaman modern menegaskan
bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga
dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Namun tentang aspek mana
yang berperan ada beda pendapat.
Istilah
Renaissance (bahasa Prancis) berasal dari kata rinascita (bahasa Italia) yang artinya kelahiran kembali, merupakan
istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Giorgio Vasari pada abad ke-16
untuk menggambarkan semangat kesenian
Italia mulai abad ke-14 hingga ke-16 yang bernapaskan semangat kesenian Yunani dan Romawi kuno.
Pada abad ke-18 dimulailah suatu zaman baru, yang memang telah ada pada Renaissance
serta yang mewujudkan buah pahit dari rasionalisme dan empirisme. Abad ke-18 masa itu terkenal dengan
sebutan zaman Pencerahan (Aufklarung). Jadi, Renaissance
sebenarnya merupakan masa transisi untuk menuju ke zaman pencerahan (Aufklarung)
abad ke-18.
3.2.
Saran
Kami
mengetahui bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu,
untuk kedepannya para pembaca dapat menambahkan hal-hal yang kurang dalam karya
tulis ini. Penulis juga berharap bahwa nantinya para pembaca banyak mengetahui
tentang filsafat barat pada masa Renaissance,
Aufklarung.
[1]http://rizalsuhardieksakta.blogspot.co.id/2012/12/filsafat-modern.html
[2] R. Harun
Hadiwijono. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta : Kanisus. 2000. Hlm 11
[3] Adisusilo, Sutarjo, SEJARAH PEMIKIRAN BARAT Dari yang Klasik Sampai
yang Modern, 2013, hlm. 68
Adisusilo, Sutarjo, Sejarah Pemikiran
Barat Dari yang Klasik Sampai yang Modern, 2013
Bernard Delfgaauw. Sejarah Ringkas filsafat barat.
Yogyakarta : Tiara Wacana. 1992.
R. Harun Hadiwijono. Sari Sejarah Filsafat Barat 2.
Yogyakarta : Kanisus. 2000
Sutarjo Adisusilo, JR. Sejarah pemikiran barat.
Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2013
http://rizalsuhardieksakta.blogspot.co.id/2012/12/filsafat-modern.html
Komentar
Posting Komentar