Langsung ke konten utama

Makalah Profesi Keguruan - Kemampuann Profesional Guru dalam Menggunakan Media Pembelajaran

Kemampuann Profesional Guru dalam Menggunakan Media Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Peran tenaga pendidik (guru) dalam kegiatan pembelajaran disebuah lembaga pendidikan masih relatif tinggi. Peran guru terkait dengan peran siswa dalam belajar. Karena dalam pembelajaran siswa melaksanakan aktivitas yang sangat bervariasi, misalnya mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru, mengamati guru dalam mendemostrasikan, melakukan latihan, membaca, menulis, menggambar, mengerjakan soal dan lain sebagainya. Hal tersebut menghendaki peran guru yang lebih dari sekedar sebagai informatory atau pencaramah di depan peserta didik.
Proses belajar mengajar akan lebih menarik dan memotivasi peserta didik untuk belajar, ketika media pembelajaran dimanfaatkan. Media pembelajaran akan lebih memperjelas makna dari materi pelajaran yang disampaikan guru, sehingga peserta didik lebih mudah memahaminya. Guru juga lebih mudah menggunakan berbagai metode mengajar secara variatif, sehingga peserta didik tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran.
B.     Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan Media Pembelajaran?
2.    Seperti apa kedudukan Media dalam Pembelajaran?
3.    Apa fungsi dan manfaat dari penggunaan Media Pembelajaran?
4.    Bagaimana kriteria pemilihan Media Pembelajaran?
5.    Bagaimana kemampuan profesional guru untuk menggunakan Media dalam Pembelajaran?
C.    Tujuan
1.    Mengetahui pengertian dari Media Pembelajaran
2.    Mengetahui kedudukan Media dalam Pembelajaran
3.    Memahami fungsi dan manfaat dari penggunaan Media Pembelajaran
4.    Mengetahui tentang Bagaimana kriteria pemilihan Media Pembelajaran
5.    Memahami Tentang Bagaimana kemampuan profesional guru untuk menggunakan Media dalam Pembelajaran


BAB II
ISI

A.  Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti : tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementaraitu Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.[1]
Menurut Siddiq, materi pembelajaran adalah ”separangkat materi atau sibstansi pelajaran yang disusun secara runtut dalam sistematis serta menampilkan sosok utuh dari komptensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran”[2]
Dengan materi pembelajaran memungkinkan siswa untuk mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh / terpadu. Materi Pembelajaran juga merupakanbahan atau sumber belajar yang mengandung substansi kemampuan tertentu yang akan dicapai oleh siswa. Secara garis besar materi ajar (instruktional material) mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang ditetapkan.
Dengan demikian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran/materi), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Berdasarkan uraian maka ada beberapa ciri umum yang dikemukakan sebagai berikut:
1.        Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera.
2.        Media pembelajaran memiliki pengertian non-fisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa
3.        Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio
4.        Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran
5.        Media pembelajaran merupakan komponen sumber belajar (pesan, orang, material, teknik dan linkungan)
6.        Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.[3]
B.  Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Association for Educational Communication dan Technology (AECT), mengartikan bahwa pembelajaran merupakan proses yang komplek yang terintegrasi meliputi manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi, untuk menganalisis masalah yang menyangkut semua aspek belajar serta merancang, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari sini tampak bahwa media merupakan salah satu kompnen dalam pembelajaran. Sehingga kedudukan media tidak hanya sekedar sebagai alat bantu mengajar, tetapi sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Kedudukan media ini sudah jelas dalam uraian hubungan antara media pembelajaran dengan komponen sistem pembelajaran sebagai wujud pemecahan masalah belajar. Bahkan kalau dikaji lebih jauh, media tidak hanya sebagai penyalur pesan yang harus dikendalikan sepenuhnya oleh sumber berupa orang.

Dari pernyataan tersebut jelas bahwa kelancaran proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran juga terkandung pada bagaimana merancang media sebagai bagian integral dalam proses tersebut, sehingga terjadi suatu interaksi yang kondusif antara pembelajar-pelajar, dan antara media-pelajar. Kekeliruan dalam memilih dan menetapkan media, apabila mengabaikan kehadiran media, akan mengganggu tercapainya tujuan instruksional.[4]
C.  Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan
1.    Fungsi
Ditinjau dari proses pembelajaran maka fungsi media adalah sebagai pembawa informasi dari sumber (pembelajar / guru) ke penerima (pelajar/siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa untuk menerima dan memperoleh informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.


Menurut S. Gerlach dan P. Ely menjelaskan bahwa fungsi media dalam pembelajaran dapat :
a)    Bersifat Fiksatif, artinya media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan kemudian menampilkan kembali suatu objek atau kejadian
b)   Bersifat manipulatif, artinya menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan manipulasi sesuai keperluan, misalnya dirubah : ukurannya, warnanya, serta dapat juga diulang-ulang penyajiannya sehingga semuanya dapat diatur untuk dibawa ke ruang kelas
c)    Bersifat distributif, artinya bahwa dengan menggunakan media dapat menjangkau sasaran yang lebih luas atau media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak. Misalnya siaran televisi, radio, dan surat kabar.
Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini:
a)    Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
b)   Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
c)    Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar.
d)   Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata.
e)    Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.
f)    Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.
g)   Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.
2.    Manfaat
Menurut Kemp & Dayton (1985;3-4) mengememukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebaga bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara pembelajaran utama sebagai berikut:
a)    Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku
b)   Pembelajaran bisa lebih menarik
c)    Pembelajaran menjadi lebih interaktif
d)   Lama waktu pengajaran yang dilakukan dapat dipersingkat
e)    Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan
f)    Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan
g)   Sikap positif pelajar terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan
h)   Peran pelajar dapat berubah ke arah yang positif.[5]
D.  Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut seorang Profesor Ely dalam mata kuliah beliau di Fakultas Pascasarjana IKIP Malang tahun 1982 mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya atau seharusnya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar-mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan. Sebagai pendekatan praktis, beliau menyarankannya untuk mempertimbangkan media apa saja yang ada, berapa harganya, berapa lama diperlukan untuk mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi selera pemakai (misalnya siswa dan guru).[6]
Pemiilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem pembelajaran secara keseluruhan, beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media :
a)    Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. media dipilih berdasarkann tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
b)   Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda, oleh karena itu memrlukan proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental pelajar.
c)    Praktis, luwes, dan bertahan. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan di manapun dan kapanpun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana saja.
d)   Pembelajar terampil menggunakannya. Semua pembelajar harus mampu menggunakan media dalam proses pembelajaran.
e)    Pengelompokkan sasaran. maksudnya pengelompokan media yang tepat baik itu untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, maupun perorangan.
f)    Mutu teknis. segala sesuatu yang ditampilkan dalam media harus jelas dan informatif.[7]
E.  Kemampuan Profesional Guru dalam Menggunakan Media Pembelajaran
Kemampuan guru sebagai pengajar yang profesional berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Kemampuan-kemampuan tersebut perlu dimiliki guru agar proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan peserta didik dapat mengikuti dengan perasaan senang. Menurut Ipong Dekawati menyatakan bahwa “kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan”.[8]
Salah satu tugas untuk mencapai tujuan pembelajaran guru harus memiliki kemampuan menggunakan media pembelajaran karena dapat mempermudah tugas-tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan guru kepada peserta didik. Kemampuan menggunakan media pembelajaran dapat menunjang kegiatan belajar mengajar yang lebih interaktif sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk belajar. Kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran dapat dilihat dari (1) pengetahuan tentang media pembelajaran, (2) dan pemahaman tentang media pembelajaran :
1)        Guru profesional tidak hanya dapat menguasai sejumlah materi pembelajaran, tetapi juga menguasai metode pembelajaran yang tepat. Menurut Hujair AH. Sanaky menyatakan bahwa sebagai pengajar dituntut memiliki pengetahuan yang cukup tentang penggunaan media pembelajaran, antara lain:
a.    Media sebagai alat komunikasi yang dapat digunakan untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar,
b.    Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan,
c.    Situasi proses belajar,
d.   Hubungan antara metode mengajar dengan media pembelajaran,
e.    Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pembelajaran,
f.     Memilih dan menggunakan media pembelajaran,
g.    Berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran,
h.    Usaha inovasi media pembelajaran dan lain-lain.
Dari berbagai pengetahuan tentang pemanfaatan media pembelajaran  tersebut, nampak bahwa guru perlu menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar agar komunikasi untuk menghantarkan materi pembelajaran antara peserta didik dan guru lebih efektif, sehingga tujuan pembelajaran akan mudah tercapai.
2)      Guru perlu memiliki kemampuan untuk memahami berbagai media pembelajaran dalam menentukan media yang tepat dalam proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan. Menurut Dick dan Carey dalam Hujair AH. Sanaky bahwa terdapat empat faktor yang harus dipahami dalam media pembelajaran elektronik
a.    Kesediaan sumber setempat, apabila media yang bersangkutan tidak terdapat dalam sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri,
b.    Tersedianya dana, tenaga dan fasilitasnya,
c.    Kepraktisan dan ketahanan media media untuk jangka waktu yang lama, apabila media digunakan dalam kondisi apapun dan kapanpun, serta mudah dibawa ke mana-mana sesuai dengan keperluan,
d.   Faktor efektivitas dan efisiensi biaya, apabila dimanfaatkan untuk jangka waktu yang relatif lama. [9]
Pemahaman tentang media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, maningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan berpengaruh secara psikologis pada peserta didik. Kehadiran media pembelajaran juga sangat membantu peningkatan pemahaman peserta didik, penyajian data atau informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan mendapatkan informasi. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat membantu peserta didik merasa termotivasi untuk belajar lebih giat dan juga memberikan informasi terhadap pesan yang disampaikan dapat tercapai dengan baik.





BAB III
PENUTUP
A.      Simpulan
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Kedudukan media tidak hanya sekedar sebagai alat bantu mengajar, tetapi sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran.
Ditinjau dari proses pembelajaran maka fungsi media adalah sebagai pembawa informasi dari sumber (pembelajar / guru) ke penerima (pelajar/siswa). Menurut seorang Profesor Ely dalam mata kuliah beliau di Fakultas Pascasarjana IKIP Malang tahun 1982 mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya atau seharusnya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan.
Salah satu tugas untuk mencapai tujuan pembelajaran guru harus memiliki kemampuan menggunakan media pembelajaran karena dapat mempermudah tugas-tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan guru kepada peserta didik.

B.       Saran
Ada beberapa saran yang perlu diperhatikan terutama oleh seorang guru dalam melakukan pembelajaran atau menyampaikan materi ajar kepada peserta didik, diantaranya yaitu  guru selalu mengembangkan kreativitas, keterampilan membuat dan merancang serta mengoperasikan media pembelajaran; Serta guru perlu memahami betapa pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran karena media pembelajaran dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar para siswa dan media pembelajaran dapat membantu memperjelas pesan pembelajaran.




[1] Dr. Arief S. Sadiman, dkk. Media Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012) hlm. 6
[2] Djuuhar Siddiq, dkk. Pengembagan Bahan Ajar. (Derektorat Jenderal Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS, 2008). hlm. 3
[3] Dra. Hj. Rodhatul Jennah. Media Pembelajaran. (Banjarmasin: Antasari Press, 2009) hlm. 2-3
[4] Ibid. Hlm. 13-14
[5] Ibid. Hlm 22-24
[6] Dr. Arief S. Sadiman, dkk. Op.Cit. hlm.85-86
[7] Dra. Hj. Rodhatul Jennah. Op.Cit. hlm. 35-36
[8] Ipon Dekawati. Manajemen Pengembangan Guru Profesional. (Bandung; Rizqi Press, 2011). hlm. 80
[9] Hujair AH Sanaky. Media Pembelajaran. (Yogyakarta; Safira Insania press, 2009). hlm. 32




Jennah, Rodhatul. 2009. Media Pembelajaran. Banjarmasin : Antasari Press
Dekawati. 2011. Manajemen Pengembangan Guru Profesional. Bandung : Rizqi Press
Sadirman, Arief S, dkk. 2012. Media Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafndo Persada
Sanaky, Hujair AH. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Safira Insania
Siddiq, Djuuhar, dkk. 2008. Pengembangan Bahan Ajar. Derektorat Jenderal Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Amar dan Nahi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memahami redaksi Al-Qur’an dan Al-Hadits bagaikan  menyelam ke dalam samudra yang dalam lagi luas, dibutuhkan kunci, metode dan keilmuan khusus untuk sampai ke sana sehingga kita bisa mengetahui maksud dan tujuan nash al-Qur’an dan Al-Hadits baik dari sudut teks maupun dari aspek makna. Di antara beberapa pembahasan yang berkaitan dengan hal tersebut, ada dua point penting yang keduanya harus diketahui secara mendalam oleh seorang calon Mujtahid. Objek utama yang akan dibahas dalam ushul fiqh adalah al-Qur’an dan sunnah Rasul sedang untuk memahami teks-teks dan sumber yang berbahasa Arab tersebut para ulama  telah menyusun semacam tematik yang akan digunakan dalam praktik penalaran fikih. Bahasa Arab menyampaikan suatu pesan dengan berbagai cara dan dalam berbagai tingkat kejelasan. Untuk itu para ahlinya telah membuat beberapa kategori lafal atau redaksi, di antara yang sangat penting dan akan dikemukakan disini. Antara lain tentang Am a r

Prasangka dan Diskriminasi, Pertentangan dan Integrasi Sosial

A.   Prasangka dan Diskriminasi 1.     Pengertian Prasangka Prasangka atau prejudice berasal dari kata latin prejudicium ,yang pengertiannya sekarang mengalami perkembangan sebagai berikut:  ·   Semula diartikan sebagai suatu preseden, artinya keputusan diambil atas dasar pengalaman yang lalu. ·   Dalam bahasa inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yang cermat, tergesa-gesa atau tidak matang.  ·   Untuk mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur emosional(suka-tidak suka)dalam keputusan yang telah diambil tersebut. Prasangka merupakan dasar pribadi seseorang yang setiap orang memilikinya, sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudah nampak. Prasangka selalu ada pada mereka yang berfikirnya sederhana dan masyarakat yang tergolong cendekiawan, sarjana, dan pemimpin atau negarawan. Prasangka menunjukkan pada aspek sikap. Prasangka itu suatu sikap, yaitu sikap sosial. Menurut Morgan (1966), sikap adalah kecenderungan untuk

Pendekatan Pendidikan Aqidah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pendidikan aqidah sangat penting bagi kita apalagi kita sebagai pemeluk agama Islam harus mengerti tentang aqidah  Untuk itu kita perlu mempelajarinya sehingga kita mengerti dan bisa menjalankannya dalam kehidupan kita sehari-hari dan setelah kita memahaminya kita bisa memberitahukannya kepada orang lain yang belum tahu. Dan sebelum kita memberitahukan tentang aqidah kepada orang lain akan lebih baik jika kita mengetahui benuk-bentuk pendekatan pendidikan aqidah. Adapun bentuk-bentuk pendekatan pendidikan aqidah tersebut akan kami bahas dalam makalah ini. 1 . 2 .  Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pendidikan aqidah? 2. Apa saja bentuk-bentuk pendekatan pendidikan aqidah? 3. Jelaskan bentuk-bentuk pendekatan pendidikan aqidah? 1 .3 Tujuan 1. Memahami maksud dari pendekatan pendidikan aqidah. 2.Mengetahui bentuk-bentuk pendekatan pendidikan aqidah. 3. Memahami bentuk-bentuk pendekatan pendidikan aqi