BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan aqidah sangat penting bagi kita apalagi kita sebagai pemeluk
agama Islam harus mengerti tentang aqidah
Untuk itu kita perlu mempelajarinya sehingga kita mengerti dan bisa
menjalankannya dalam kehidupan kita sehari-hari dan setelah kita memahaminya
kita bisa memberitahukannya kepada orang lain yang belum tahu.
Dan sebelum kita
memberitahukan tentang aqidah kepada orang lain akan lebih baik jika kita
mengetahui benuk-bentuk pendekatan pendidikan aqidah. Adapun bentuk-bentuk
pendekatan pendidikan aqidah tersebut akan kami bahas dalam makalah ini.
1.2.
Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pendidikan aqidah?
2. Apa saja bentuk-bentuk pendekatan pendidikan aqidah?
3. Jelaskan bentuk-bentuk pendekatan pendidikan aqidah?
1.3 Tujuan
1. Memahami maksud dari
pendekatan pendidikan aqidah.
2.Mengetahui bentuk-bentuk
pendekatan pendidikan aqidah.
3. Memahami bentuk-bentuk
pendekatan pendidikan aqidah.
BAB II
ISI
ISI
2.1. Pengertian
Pendekatan Pendidikan Aqidah
Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan
hubungan dengan orang yang di teliti, metode-metode untuk mencapai pengertian
tentang masalah penelitian. Sedangkan dalam pengertian bahasa Inggris,
pendekatan di istilahkan dengan “approach”, dan dalam bahasa arab di sebut
dengan “makhal”. Sedangkan pembelajaran atau pendidikan merupakan usaha sadar
dan di sengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan
faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar.”
Secara etimologis aqidah berasal
dari kata aqodah-ya’qidu –a’dan-aqidatan. A’dan berarti simpul, ikatan,
perjanjian dan kokoh. Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah
keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan
mengandung perjanjian.
Secara terminologi menurut para
tokoh :
1. Hasan albanna aqidah adalah beberapa perkara yang
wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi
keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
2. Menurut
abu bakar jabir aljazairi, aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima
secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah.
Berdasarkan pengertian
pendekatan dan pembelajaran atau pendidikan dan akidah tersebut dapat di simpulkan bahwa, pendekatan
merupakan cara kerja mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses
pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai
tujuan yang elah di tetapkan. [1]
2.2. Bentuk-bentuk
Pendekatan Pendidikan Akidah
Metode
merupakan aspek penting untuk mentransfer ilmu pengetahuan dari guru kepada
sisiwa. Sehingga terjadi proses internalisasi dan pemilikan ilmu oleh siswa tersebut.
dalam pendidikan islam, metode mendapat perhatian yang sangat besar.
Tujuan diadakannya metode adalah
menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran islam lebih berdaya guna
dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan
ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar
peserta didik secara mantap.
Uraian di atas menunjukkan bahwa
fungsi metode pendidikan islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, member
kemudahan peserta didik untuk belajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha
kerja sama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta
didik. Di samping itu, dalam uraian itu di tunjukkan pula bahwa fungsi metode
pendidikan adalah member inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan
yang serasi antara pendidik dan peserta didik yang seiring dengan tujuan
pendidikan.
Tugas utama metode pendidikan islam
adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan paedagogis sebagai
kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisasi melalui peyampaian
keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahamai, mengahayati dan
meyakini materi yang di berikan, serta meningkatkan ketrampilan olah piker.
Selain itu tugas utama metode tersebut adalah membuat perubahan dalam sikap dan
minat serta memenuhi nilai dan norma yang berhubungan dengan pelajaran dan
perubahan dalam pribadi dan bagaimana factor-faktor tersebut di harapkan
menjadi pendorong kearah perbuatan nyata.[2]
Setiap pengajaran diperlukan
metode-metode agar tujuan pendidikan dapat dicapai dengan baik. sebenarnya
metode pengajaran akidah islamiyah itu banyak, di antaranya adalah :
1. Keteladanan
Keteladanan dalam pendidikan
merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam
mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual dan etos sosial anak.
Mengingat pendidik adalah seorang figur terbaik dalam pandangan anak, yang
tindak-tanduk dan sopan-santunnya, disadari atau tidak, akan ditiru oleh
mereka. Bahkan bentuk perkataan, perbuatan dan tindak tanduknya, akan
senantiasa tertanam dalam kepribadian anak.
Oleh karena itu, masalah keteladanan
menjadi faktor penting dalam menentukan baik-buruknya anak. Jika pendidik
jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia, berani dan menjauhkan diri dari
perbuatan yang bertentangan dengan agama, maka si anak akan tumbuh dalam
kejujuran, terbentuk dengan akhlak
mulia, berani dan menjauhkan diri dari perbuatan yang bertentangan dengan agama.[3]
Kesimpulannya adalah
memberikan teladan yang baik dalam pandangan Islam merupakan metode pendidikan
yang paling membekas pada anak didik. Ketika seorang anak menemukan pada diri
kedua orang tuanya dan pendidiknya suatu teladan yang baik dalam segala hal,
maka ia telah meneguk prinsip-prinsip kebaikan yang dalam jiwanya akan membekas
berbagai etika Islam.[4]
Dengan demikian, perlu
diketahui oleh orang tua dan pendidik bahwa pendidikan dengan memberikan
teladan yang baik adalah penopang dalam upaya meluruskan kenakalan anak. Bahkan
merupakan dasar dalam meningkatkan keutamaan, kemuliaan dan etika sosial yang
terpuji. Tanpa memberikan teladan yang baik, pendidikan anak-anak tidak akan
berhasil dan nasehat tidak akan berpengaruh.[5]
2. Pembersihan Jiwa
Pendekatan ini meliputi
menyucikan diri dengan upaya amar ma’ruf dan nahi mungkar (tindakan proaktif
dan tindakan reaktif). Pendekatan ini bertujuan untuk memelihara kebersihan
diri dari lingkungannya, memelihara dan mengembangkan akhlak yang baik, menolak
dan menjauhi akhlak tercela, berperan serta dalam memelihara kesucian lingkungannya.
Indikator pendekatan ini adalah fisik, psikis dan sosial. Aplikasi bentuk
pendekatan ini adalah adanya gerakan kebersihan, kelompok-kelompok usrah,
riyadhah keagamaan, ceramah, tabligh, pemeliharaan syiar Islam, kepemimpinan
terbuka, teladan pendidikan serta pengembangan kontrol sosial (social control).
Syaikh Abdurrahman bin
Nashir as-Sa’di mengatakan, “wa yuzakkiihim, artinya mensucikan akhlak dan
jiwa-jiwa mereka, dengan cara men-tarbiyahnya pada akhlak yang indah serta
mensucikannya dari akhlak-akhlak yang rendah. Hak itu misalnya dengan
membersihkan diri mereka dari syirik menjadi tauhid, dari riya’ menjadi ikhlas,
dari dusta menjadi jujur, dari khianat menjadi amanah, dari sombong menjadi
tawadhu’ (rendah hati), dari buruk akhlak menjadi baik akhlak, dari saling
membenci, menyingkiri dan memutuskan hubungan menjadi saling menyintai, saling
menyambung hubungan dan saling mengasihi, dan macam-macam pembersihan jiwa
lainnya.”
3. Rasional
Pendekatan rasional adalah suatu
pendekatan mempergunakan akal, dalam memahami dan menerima kebesaran dan
kekuasaan Allah. Pendekatan rasional ini suatu usaha memberikan peranan pada
rasio (akal) peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai bahan ajar
dalam standar materi serta kaitannya dengan perilaku yang baik dan perilaku
yang buruk dalam kehidupan duniawi. Usaha maksimal bagi guru dalam pendekatan
rasioanal adalah dengan memberikan peran akal dalam memahami dan menerima
kebenaran agama.
4. Emosional
Pendekatan emosional ialah usaha untuk menggugah
perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat
merasakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri sesorang. Emosi berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang. Emosi tersebut berhubungan dengan masalah perasaan. Justru itulah pendekatan emosional dijadikan salah satu pendekatan dalam pendidikan Islam. Metode mengajar yang digunakan dalam pendekatan ini diantaranya; metode ceramah, sosio drama dan cerita. Pendekatan emosional ini salah satu bentuk upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.
Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri sesorang. Emosi berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang. Emosi tersebut berhubungan dengan masalah perasaan. Justru itulah pendekatan emosional dijadikan salah satu pendekatan dalam pendidikan Islam. Metode mengajar yang digunakan dalam pendekatan ini diantaranya; metode ceramah, sosio drama dan cerita. Pendekatan emosional ini salah satu bentuk upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.
5.
Fungsional
Pengertian fungsional ialah usaha memberikan materi agama
menekankan kepada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan tingkatan perkembangannya. Ilmu agama yang dipelajari oleh anak di
sekolah bukanlah hanya sekedar melatih otak tetapi diharapkan berguna bagi
kehidupan anak, baik dalam kehidupan individu maupn dalam kehidupan sosial.
Dengan agama anak-anak dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dengan
demikian, dengan pendekatan fungsional berarti anak dapat memanfaatkan ajaran
dalam kehidupan sehari-hari, baik kehidupan individu maupun kehidupan
masyarakat. Sabda Rasululah SAW yang artinya: “sebaik-baik manusia adalah orang
yang memberi manfaat (nilai guna) bagi manusia.” (al-Hadits)
Pendekatan fungsional yang diterapkan di sekolah dapat
menjadikan agama lebih hidup dan dinamis. Untuk menuliskan jalan ke arah itu
diperlukan metode mengajar yang serasi, dalam hal ini ada beberapa metode yang
dapat digunakan antara lain: metode latihan, ceramah, tanya jawab, pemberian
tugas dan demontrasi.[6]
6. Cerita
Metode bercerita dicantumkan sebagai alternatif pada
hampir semua pokok bahasan, karena selain aspek kognitif, tujuan bidang studi
ini adalah aspek afektif yang secara garis besar berupa tertanamnya akidah
islamiyah dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hariyang memiliki nilai
akhlak yang mulia. Seperti contoh: kisah Luqman al Hakim dengan putranya, di
mana seorang ayah mengajarkan akidah islamiyah kepada putranya dengan bersyukur
kepada Allah SWT., jangan syirikdan bersyukur kepada ayah dan ibu dengan
berbakti atau tawadlu’ kepada kedua orang tuanya.[7]
7.
Komperhensif Terpadu
Pendekatan ini adalah pendekatan yang dilakukan dalam
proses pembelajaran dengan memadukan secara serentak beberapa proses
pendekatan. Pendekatan komperhensif terpadu dalam agama islam meliputi:
a)
Keimanan, memberikan peluang kepada
peserta didik untuk mengembangkan pemahaman adanya Tuhan sebagai sumber
kehidupan makhluk sejagat ini.
b)
Pengalaman, memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengalaman
ibadah dan akhlak dalam kehidupan.
c)
Pembiasaan, memberikan kesempatan
kepada peserta didk untuk membiasakan sikap dan prilaku baik yang sesuai dengan
ajaran islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan.
d)
Rasional, usaha memberikan peranan
pada rasio (akal) peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai bahan
ajar dalam materi pokok serta kaitannya dengan perilaku yang baik dengan
perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi.
e)
Emosional, upaya menggugah perasaan
(emosi) peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama
dan budaya bangsa.
f)
Fungsional, menyajikan bentuk semua
materi pokok ( Al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah Akhlak, dan Tarikh) dan segi
manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas, dan
g)
Keteladanan, yaitu menjadikan figur
guru agama dan non agama serta petugas sekolah lainya maupun orang tua peserta
didik, sebagai cermin manusia berkepribadian agama.
8. Diskusi
Metode diskusi dapat diartikan sebagai jalan untuk
memecahkan suatu permasalahan yang memerlukan beberapa jawaban alternatif yang
dapat mendekati kebenaran dalam proses belajar mengajar (PBM). Metode ini bila
digunakan dalam PBM akan dapat merangsang murid untuk berfikir sistematis,
kritis dan bersikap demokratis dalam menyumbangkan pikiran-pikirannya untuk
memecahkan sebuah masalah.
Namun demikian dengan metode ini tidak selalu tepat
digunakan pada setiap pelajaran, karena metode ini juga memiliki nilai positif
dan negatif. Oleh karena itu pendidik hendaknya mampu menggunakan metode ini
sesuai dengan situasi dan kondisi yang kondusif. [8]
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1. Simpulan
Dalam kamus
besar bahasa Indonesia, pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas
penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang di teliti, metode-metode
untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Sedangkan pembelajaran
atau pendidikan merupakan usaha sadar dan di sengaja oleh guru untuk membuat
siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam
kegiatan belajar mengajar. Secara etimologis aqidah berasal dari kata
aqodah-ya’qidu –a’dan-aqidatan. A’dan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan
kokoh.
Adapun
bentuk-bentuk Pendekatan pendidikan akidah diantaranya yaitu, keteladanan,
pembersihan jiwa, rasional, emosional, fungsional, cerita, komperhensif
terpadu, diskusi, dsb.
3.2. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini
kita bisa lebih memahami tentang bentuk-bentuk pendekatan pendidikan akidah , baik
Pengertiannya, maupun macam-macamnya. Sehingga kita dapat mengetahui lebih
dalam lagi tentang Metodologi pengajaran dalam islam.
[1] http://ismaisch3.blogspot.co.id/2015/11/makalah-pai-bentuk-bentuk-pendidikan.html
[2]
Prof.Dr.Abdul Mujib,M.Ag dan Dr.Jusuf Mudzakkir,M.Si., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana Prenada Media,2010), cet.
III, hlm. 168.
[3] Dr.
Abdullah Nashih Ulwan, “Tarbiyatul Aulad fil Islam (Terjemahan : Pendidikan
Anak dalam Islam)”, Jakarta : Pustaka Amani, 1999, cet. 2, hlm. 142.
[4] Ibid,hlm.
178
[5] Ibid,hlm. 184
[6]
http://ismaisch3.blogspot.co.id/2015/11/makalah-pai-bentuk-bentuk-pendidikan.html
[7]
Saifuddin Zuhri dan H. Syamsuddin Yahya, Metodologi Pengajaran Agama,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 96
[8] Dr.
Armai Arief, M.A., Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,
Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hlm. 149
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers, 2002
Mujib, Abdul dan Mudzakkir, Jusuf. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media
Ulwan, Abdullah Nashih.1999.Tarbiyatul Aulad fil Islam. Jakarta : Pustaka Amani
Zuhri, Saifuddin dan Yahya, Syamsuddin. 2004. Metodologi Pengajaran Agama. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
http://ismaisch3.blogspot.co.id/2015/11/makalah-pai-bentuk-bentuk-pendidikan.html
Komentar
Posting Komentar